Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), bukan gerakan orang per orang, namun gerakan berpolitik karena WKRI adalah ormas politik (bukan politik praktis) yakni bagaimana menyebarkan pengaruh, bisa bergerak di akar rumput, mampu menjawab permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. WKRI juga diingatkan ajaran sosial gereja Ensiklik terbaru “Fratelli Tutti” dari Paus Fransiskus yakni semangat persaudaraan dan persahabatan sosial.

Itulah beberapa uraian Pastor Paroki Pulo Gebang Romo Michael Wisnu Agung Pribadi Pr atau biasa disapa Romo Mike, saat memberikan seminar “Peningkatan Kualitas Organisasi (PKO)” di ruang Matius, Gedung Karya Pastoral Lt.2, Gereja Santo Gabriel pada Sabtu (4/2/2023) mulai pukul 10.00 WIB.

Romo Mike memberi pengarahan

Romo Mike menjadi pembicara utama dalam seminar yang diselenggarakan oleh WKRI ini. Hadir ketua I WKRI Cabang St Gabriel Lusia Nurini serta 32 peserta perwakilan dari setiap ranting dan pengurus cabang WKRI Paroki Pulo Gebang.

Saat membuka acara, Romo menyanjung WKRI Paroki yang tahun 2023 beranggotakan 317 orang. “Jumlah yang mengagumkan, tidaklah mudah menjadi anggota Wanita Katolik, karena seorang ibu harus berani, bisa membagi banyak waktu, tenaga dan pikiran. Pada umumnya menjadi anggota Wanita Katolik RI adalah seorang wanita yang mandiri dan kuat,” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta seminar.

Beliau juga menceritakan sejarah awal WKRI. Pendiri organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia bernama Sulastri yang wafat dan dimakamkan di area Gua Kerep Ambarawa, Jawa Tengah, adalah seorang yang berani menyatakan diri dalam keminoritasannya sebagai pengikut Kristus. Beliau berharap WKRI punya semangat seperti itu dan menyebarkan pengaruh kebaikan.

Peserta Seminar para anggota WKRI

Lebih lanjut, beliau juga berpesan agar anggota WKRI menjadi garam dan terang, seperti bacaan Kitab Suci hari itu. “Anggota WKRI harus menjadi garam dan terang, menampakan semangat injil dalam keseharian, kejujuran, pelayanan, semangat persaudaraan. Fungsi kita sebagai garam dunia harus memberi rasa enak, penuh citarasa. WKRI harus bertumbuh mempunyai nilai-nilai Kristiani. Semua umat beriman mempunyai kedudukan yang sama namun mempunyai panggilan yang berbeda beda. Bagaimana garam menjaga identitasnya, cukup dan bisa larut, jangan kurang atau malah kebanyakan,” selorohnya sambil tertawa.

“Jadilah terang dunia. Terang jangan di sembunyikan. Terang bermaksud untuk membawa orang kepada kepastian,” katanya lagi.

Peserta dengan tekun dan setia mendengarkan dengan seksama uraian Romo Mike yang menyemangati. “Tidak perlu merasa rendah diri dan kecil. Jika ada umat yang menganggap remeh WKRI, ingatlah akan 8 sabda bahagia. Berbahagialah kamu apabila kamu dimusuhi karena Aku, maka kamu akan mendapatkan upahmu di Surga. Kita harus memancarkan sinar, supaya orang yang ada di kegelapan bisa menemukan pintu keluar,” tandasnya.

Salah satu peserta di sesi tanya jawab

Menurut Romo, paroki sangat beruntung punya WKRI karena punya kefleksibelan untuk bergerak di masyarakat. “Kita adalah locali tapi kita harus globali. Kita kecil, namun kerja kita harus besar,” katanya bersemangat.

(Humas WK)