Peran Serta Kita dalam Mewujudkan Kesejahteraan Bersama
Hari Rabu Abu Pantang dan Puasa
Bac: Yl. 2:12-18, Mat. 6:1-6.16-18
6:1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” 6:5 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 6:16 “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
KETULUSAN HATI
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:6)
Anak-anak yang dikasihi Tuhan
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaskah, dimana umat beriman Katolik memasuki masa pertobatan dengan puasa dan pantang sebelum Paskah. Abu sebagai tanda pertobatan seperti pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6), dan kita diingatkan diciptakan Tuhan dari debu Tanah (Lih. Kej 2:7 ) dan suatu saat nanti akan kembali menjadi debu. Dengan menerima Abu didahi kita diharapkan mau bertobat melaksanakan perintah Tuhan dengan mendengarkan dan menaati perintah orang tua dan guru.
Bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk melakukan kewajiban agama dengan tulus hati bukan supaya dilihat baik oleh orang lain tetapi karena mau bersyukur atas kebaikan Tuhan. Niko anak kelas 6 SD, ayah dan ibunya mendorongnya agar ikut kegiatan Putra Altar. Awalnya ia menolak untuk ikut jadi Putra Altar karena tugas sekolah sudah banyak dan Ia ingin istirahat setiap hari Minggu. Setelah beberapa kali dibujuk akhirnya Niko mau menjadi Putra Altar dan mulai bertugas di gereja. Suatu hari Ia bertugas di sekolah sebagai putra Altar dan saat homili Romo mengajukan pertanyaan kepada Niko. Mengapa kamu mau menjadi putra Altar? tanya Romo. Niko menjawab ingin melayani Tuhan dan jawaban itu mendapat tepuk tangan dari semua teman-temannya. Romo mengatakan anak-anak perlu mengikuti kegiatan gereja seperti Niko sejak dini. Sejak saat itu Niko selalu semangat dan gembira menjadi putra Altar serta tulus hati melayani Romo di meja Altar. Dari kisah di atas kita belajar bahwa melayani Tuhan dengan sikap tulus hati membawa kegembiraan. Anak-anak yang dikasihi Tuhan marilah di masa Pra Paskah ini kita melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi sesama khususnya mereka yang membutuhkan pertolongan.
Refleksi:
Apakah aku sudah tulus hati membantu sesama yang membutuhkan pertolongan?
Doa:
Tuhan Yesus yang baik, ajarilah kami untuk tulus hati dalam melayani dan melakukan kebaikan bagi orang lain sehingga membawa kegembiraan bagi kita semua. Amin
Aksi:
Aku mau membantu orang lain dengan tulus hati
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
S. Polikarpus, uskup dan martir
Bac. Ul. 30: 15-20, Lukas 9: 22-25
9:22 Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
BERANI MEMILIH YANG BENAR
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Lukas 9:23)
Anak-anak yang dikasihi Tuhan
Ada sebuah kisah tentang dua sahabat yang bersekolah di tempat yang sama, namanya Mega dan Vania. Mereka anak yang rajin berdoa dan beribadah walaupun teman-temannya banyak yang beriman berbeda dengannya. Saat ulangan Megan dan Vania ingin mencoba untuk menyontek seperti teman lainnya. Tetapi mereka berdua selalu takut dan gelisah saat akan menyontek, hingga akhirnya mereka berdua ingat akan pesan Tuhan dalam salah satu Injil jadilah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Lih Mat. 6:13). Megan dan Vania belajar untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus tidak harus sama dengan orang lain. Walapun nilainya tidak sempurna tetapi Megan dan Vania gembira karena mereka sudah berani memilih yang benar dalam hidupnya.
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita untuk berani menolak perbuatan yang tidak baik. Menjadi pengikut Tuhan Yesus artinya menjadi murid yang terus berusaha menyangkal diri tidak egois dan mementikan diri sendiri. Semoga di masa Pra Paskah ini kita belajar memberi perhatian dan kepeduli terhadapan orang lain.
Refleksi:
Beranikah aku menolak godaan untuk berbuat curang yang merugikan diri sendiri dan orang lain?
Doa:
Allah Bapa yang Maha baik, berilah kami kemampuan untuk menolak godaan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Amin
Aksi:
Berkata jujur dan bersikap baik kepada semua orang.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
B. Yosefa Naval Girbes
Bac. Yesaya 58:1-9a, Matius 9: 14-15
9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
PUASA DAN PANTANG
“Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” (Matius 9:14)
Anak-anak yang dikasihi Tuhan
Pada masa Prapaskah ini kita semua diajak untuk berpuasa dan pantang. Puasa dan pantang bukan hanya mengurangi makan tetapi lebih dari itu yaitu bertobat. Bertobat artinya mengubah hidup yang sebelumnya tidak baik menjadi lebih baik, dengan demikian kita lebih mencintai Tuhan. Maka perkataan, sikap, dan tindakan yang dilakukan diharapan sesuai dengan kehendak Tuhan. Anak-anak bisa melakukan pantang dengan mengurangi kebiasaan-kebisaan buruk dan mewujudkan kasih Tuhan dengan berbicara yang sopan, bersikap baik, dan melakukan tindakan amal kasih di sekitar kita, misalnya membagikan makanan kepada petugas keamanan dan kebersihan di sekitar kita. Bacaan Injil hari ini mengajak kita bertobat dengan mengendalikan diri dan mampu mengasihi sesama dengan tindakan nyata, dengan demikian kita dapat bergembira merasakan kasih Tuhan yang selalu hadir melalui sesama.
Refleksi:
Apakah aku sudah menjawab kasih Tuhan dengan rajin berdoa dan beribadah?
Doa:
Allah Bapa yang Maharahim, ampunilah kami jika seringkali tidak bersyukur atas berkat yang telah kami terima. Ajarilah kami untuk memiliki kasih kepada sesama terutama mereka yang menderita. Amin
Aksi:
Lakukan tindakan nyata untuk peduli terhadap orang lain yang sering kamu jumpai dan membutuhkan pertolongan.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Bac. Yesaya 58: 9B-14, Lukas 5:27-32
Lewi pemungut cukai mengikut Yesus
5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku! ” 5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa ? ” 5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. (Lukas 5:32)
Anak-anak yang dikasihi Tuhan
Apa inti ajaran Tuhan Yesus? Mengasihi dan mengampuni itulah inti ajaran Tuhan Yesus. Dalam berteman sering kali ada masalah atau perselisihan, baik itu masalah kecil atau masalah besar. Dina anak kelas 3 SD merasa merasa sedih di kelas karena teman-temannya tidak mau bermain dengannya. Teman-temannya tidak suka karena Dina pernah menemukan pen di halaman sekolah dan ada teman lain yang mengakui kepunyaanya tetapi Dina tidak mau mengembalikan. Dina juga sering kali pilih-pilih teman sehingga temannya tidak suka. Setelah dibantu oleh guru, masalah Dina dapat diselesaikan dan mereka dapat bermain kembali dengan gembira.
Bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk mau bergaul dan memaafkan orang lain yang bersalah. Bahkan Tuhan Yesus mengajarkan untuk mendoakan orang yang membenci kita. Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat.
Refleksi:
Apakah aku mau memaafkan orang yang bersalah kepadaku?
Doa:
Allah yang Mahabaik, ajarilah kami untuk mampu mengampuni orang lain yang bersalah kepada kami.
Aku mau menghibur teman yang sendirian atau sedih.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Pekan Pra Paskah I (U)
Bac. Kejadian 2:7-9:3:1-7, Matius 4: 1-11
Pencobaan di padang gurun
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. 4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 4:3 Lalu datanglah si pencoba yaitu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” 4:4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. ” 4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 4:6 lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis 3 : Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu. ” 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! “ 4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
KERENDAHAN HATI, KETAATAN, DAN KESETIAAN
Anak-anak yang dikasihi Tuhan
Hidup diera modern ini banyak sekali godaan yang kita dialami. Godaan bisa berasal dari diri sendiri atau lingkungan sekitar kita. Godaan yang paling sering dialami adalah tawaran untuk mencari yang mudah, cepat dan enak. Sementara sesuatu yang mudah, cepat dan enak belum tentu sesuai kehendak Allah. Godaan yang lain adalah merasa diri paling hebat dengan kemampuan yang dimiliki sehingga menjadi sombong. Kesombongan dapat menjadi pintu masuk bagi dosa-dosa yang lain, Tuhan menghendaki kita menjadi anak yang rendah hati. Godaan yang lain yaitu godaan tentang kesetiaan. Sering kali kita menjadi tidak setia dan taat dalam mengerjakan tugas atau tidak menepati janji.
Bacaan hari ini Tuhan Yesus memberi teladan hidup kita untuk berani menolak tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan tetapi dapat membawa kita jauh dari Tuhan. Misalnya godaan bermain game sehingga lupa waktu belajar dan ke gereja. Tuhan Yesus juga mengajarkan kepada kita untuk bersikap rendah hati. Yesus tidak mau tergoda untuk menjatuhkan diri dari bumbungan Bait Allah walaupun jika dilakukan Tuhan Yesus akan selamat. Kita diajak untuk mampu bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan dengan terus menerus bersikap rendah hati kepada sesama. Tuhan Yesus juga dengan tegas menolak menyembah setan atau iblis, hal ini menunjukkan Tuhan Yesus setia dan taat pada kehendak Allah. Semoga kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus setia dan taat pada tugas yang diberikan dan bersikap baik sehingga menjadi berkat bagi sesama.
Refleksi:
Beranikah aku mengatakan tidak kepada godaan-godaan yang hadir dalam hidupmu?
Doa:
Allah Bapa Yang Mahabaik, bantulah kami untuk mampu bersyukur atas karuniamu dalam hidup kami, dan mampukan kami untuk berani menolak godaan yang hadir dalam hidup kami.
Taatilah perintah orang tua dan gurumu dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Pekan Prapaskah I (H)
St. Gabriel Possenti
Bac. Imamat 19:1-2, 11-18, Matius 25: 31- 46
Penghakiman terakhir
25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.
BERBELAS KASIH
…” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40).
Anak-anak yang terkasih
Bacaan Injil hari ini mengingatkan akan seorang perempuan yang begitu luar biasa namanya Bunda Teresa. Bunda Teresa seorang biarawati yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk menolong orang-orang yang paling menderita di Kalkuta. Orang sakit, orang yang hampir meninggal, orang lapar, dan haus semua mendapat perhatian dan kasih sayang dari Bunda Teresa. Bunda Tesera berbelas kasih tentunya melaksanakan pesan Tuhan Yesus sendiri yaitu …”sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Anak-anak yang di kasihi Tuhan, di sekitar kita juga sering kali kita jumpai orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Kita melihat ada teman yang kesepian, orang yang meminta-minta uang dijalan, orang yang tidak mempunyai makanan dan pakaian yang layak dan masih banyak lagi. Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Apakah aku sudah dengan tulus hati memberikan sumbangan kepada mereka yang kurang mampu?Apakah aku sudah memberi perhatian kepada teman yang disingkirkan, apakah aku mampu bersyukur atas makanan yang setiap hari disediakan orang tua? Marilah kita melaksanakan peritah Tuhan Yesus selama masa prapaskah ini dengan memberi perhatian kepada mereka yang kurang mendapat perhatian dengan menyapa atau memberi sumbangan dalam bentuk makanan atau uang dengan tulus hati.
Refleksi:
Apakah aku sudah menghargai makanan yang merupakan pemberian Tuhan dengan tidak pilih-pilih makanan?
Doa:
Allah Bapa Yang Mahamurah, bantulah kami untuk menghargai makanan dan memiliki kepedulian terhadap mereka yang kekurangan makanan. Amin
Aksi:
Lakukan tindakan nyata dengan menyapa atau memberi perhatian kepada membutuhkan perhatian dengan memberi mereka makanan atau menyisihkan uang jajan kita.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Pekan Pra Paskah I (U)
Sta. Antonia, St. Hilarus
Bac. Yesaya: 55: 10-11, Matius 6: 7-15
6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
DOA BAPA KAMI
”.Dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah..” (Mat 6: 7)
Anak-anak yang terkasih
Sebagai orang beriman, doa merupakan salah satu cara kita untuk semakin dekat dengan Tuhan. Selain doa kita wajib beribadah atau pergi ke gereja untuk bersyukur dan mohon rahmat Tuhan agar kita dilindungi dan diberkati Tuhan. Bagaimana kebiasaan kita saat berdoa? Tuhan Yesus mengajarkan kepada untuk rajin berdoa agar dapat mengetahui kehendak Tuhan. Jika kamu bingung mau doa apa, maka duduklah dengan tenang dan doakan doa Bapa Kami dengan pelan-pelan dan penuh kesadaran maka kita akan menemukan makna doa tersebut. Doa Bapa Kami juga mengajarkan kepada kita untuk memberi pengampunan atau memaafkan orang lain yang bersalah kepada kita. Bahkan Tuhan Yesus dalam firmannya mengajarkan untuk mengampuni dan mendoakan orang yang membenci kita. Tidak mudah memang untuk melakukannya tetapi jika kita membalas kesalahan orang lain yang bersalah kepada kita maka tidak ada kedamaian dalam diri kita dan orang lain.
Refleksi:
Sanggupkah kita memberi pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita?
Doa:
Allah yang Mahabaik, kami beryukur atas rahmatMu kepada orang tua, guru, dan teman-teman. Ajarilah kami untuk mempu memaafkan orang yang bersalah kepada kami. Amin.
Aksi:
Rajin berdoa dan mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Pekan Prapaskah I (U)
Bac. Yun 3:1-10, Luk. 11:29-32
Tanda Yunus
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, a dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”
TANDA KASIH TUHAN
“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Luk. 11: 29)
Anak-anak yang terkasih
Tuhan mengasihi dan menghendaki kita taat dan setia kepada kehendakNya, tetapi kita sering mengabaikannya. Masih sering kita jumpai orang -orang yang kurang peduli terhadap sesame, dan ligkungannya. Akibatnya adalah permusuhan sehingga kita hidup jauh dari kedamaian. Penduduk kota Niniwe di jaman dulu pernah berbuat dosa tetapi mereka bertobat dan menerima Tanda dari Nabi Yunus. Dari tanda Nabi Yunus, Yesus dalam bacaan Injil hari ini menyatakan bahwa orang-orang baik di Niniwe menjadi milik Tuhan. Walaupun mereka tidak menyadari keselamatan itu. Saat ini sebagai orang beriman tanda kehadiran Tuhan yang menyelamatkan bisa kita rasakan melalui orang tua, guru, dan teman-teman. Tuhan Yesus menghendaki kita bekerja sama dan melakukan kebaikan kepada semua orang tanda membedakan suku, ras dan agama sehingga hidup kita akan damai sejahtera.
Refleksi:
Apakah aku mampu merasakan kebaikan Tuhan melalui orang tua, guru dan teman-teman?
Doa:
Allah yang Mahabaik, kami beryukur atas kebaikanmu yang bisa kami rasakan memalui orang tua yang merawat dan membimbingku. Bantulah aku untuk dapat bersikap baik kepada para guru dan teman-teman. Amin.
Aksi:
Ucapakan terima kasih kepada orang yang terlah membantumu.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Pekan Prapaskah I (U)
St.Agnes dari Praha
Bac. Est. 4:10a, 10c-12, 17-19. Mat. 7:7-12
Hal pengabulan doa
7:7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; q carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. 7:12 “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
MOHON ROH KEBAIKAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah , maka pintu akan dibukakan bagimu.
Anak-anak yang terkasih
Ada sebuah kisah seorang anak namanya Boni yang pintar tetapi sering kali tidak mau memaafkan ketika temannya melakukan kesalahan. Saat bermain dilapangan tanpa sengaja Rio bertabrakan dengan Boni sehingga ia jatuh ke tanah. Rio berusaha menolong agar Boni bisa bangun, tetapi Boni marah kepada Rio dan memukulnya. Akibatnya Rio menangis kesakitan, lalu datangnya ibu guru membantu Rio dan Boni menyelesaikan masalahnya. Boni tetap tidak mau memaafkan dan minta maaf. Boni mengatakan saya membalas kesalahan yang dilakukan Rio. Akhirnya Boni di bawa ke ruang bimbingan konseling agar Boni lebih tenang dan menyadari perbuatannya. Orang tua Boni, akhirnya datang ke selolah untuk membantu Boni agar Boni menjadi anak yang lebih baik lagi ke depannya. Dari kisah ini kita belajar bahwa seandainya Boni dari awal memaafkan Rio maka orang tua Boni tidak perlu datang ke sekolah karena masalah bisa di selesaikan.
Bacaan hari ini Tuhan Yesus mengajak kita menjadi orang beriman yang baik. Menjadi orang yang baik salah satunya adalah mau memaafkan teman yang bersalah kepada kita. Tuhan Yesus senantiasa menganugerahi Roh Kebaikan, yang mendorong kita untuk mlakukan perbuatan baik. Mintalah maka Tuhan akan memberikan, permintaan kita pasti akan dikabulkan Tuhan seturut kehendak Tuhan sendiri.
Refleksi:
Apakah aku sudah menjadi pembawa kebaikan bagi orang lain?
Doa:
Allah yang Mahabaik, Ajarilah kami untuk melihat kebaikan orang lain yang setiap hari kami jumpai dan bantulah kamu menjadi anak yang rendah hati mau memaafkan orang lain yang bersalah kepada kami. Amin.
Aksi:
Sapalah dan doakanlan temanmu yang jarang kamu ajak bermain bersama.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Bac Yeh. 18:21-28. Mat 5: 20-26
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
JALAN PERDAMAIAN
“Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan”
Anak-anak yang terkasih Orang beriman yang benar ditunjukkan dengan perkataan dan sikap yang dilakukan setiap hari. Mengingat-ingat kesalahan orang lain adalah sikap yang tidak benar sebagai pengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengampuni dan mendoakan orang yang membenci kita, dengan demikian kita bisa bermain dan bekerja sama dengan teman. Pada masa pertobatan ini hendaknya kita setiap hari berpantang mengurangi sesuatu yang menyenangkan dan melakukan amal dan tindakan kasih. Kita bisa membiasakan diri untuk berdoa dan beribadah, melakukan tindakan baik, dan mendoakan orang. Dengan demikian masa pertobatan ini menjadikan kita pribadi yang lebih baik seturut kehendak Tuhan Yesus.
Refleksi:
Apakah kita sudah menjadi pembawa kedamaian bagi orang lain.
Doa:
Allah yang Mahabaik, ampunilah kami jika sering kali mengingat-ingat kesalahan orang lain. Ajarilah kami untuk selalu menjadi pembawa damai bagi keluarga dan sesam. Amin.
Aksi:
Lakukan tindakan amal dan kasih kepada orang-orang yang sering kita jumpai.
Franciska Murtiningsih (GAK SD Santa Laurensia- Alam Sutera)
Santo Kasimirus, B Humbelina, B Placida
Ulangan 26:16-19/Mat 5:43-48
5: 43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.
Renungan
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu
Anak-anak yang terkasih hari ini kita mendengar sabda Tuhan tentang mengasihi, tak terkecuali mengasihi orang yang kita benci ataupun mengasihi musuh kita.
Mikael adalah salah satu murid yang tidak bisa diam. Hampir semua teman-temannya tidak menyukainya. Setiap hari ketika di kelas selalu saja ada ulahnya yang membuat teman-teman marah padanya. Suatu hari dia menangis tersedu-sedu dan setelah ditanya ternyata dia di pukul teman dari kelas lain. Saat itu juga teman-temannya merasa kasihan pada Mikael dan berusaha membujuk Mikael agar tidak menangis lagi. Teman-teman Mikael begitu perhatian terhadap Mikael meskipun mereka tiap hari kesal sama Mikael karena tingkah lakunya, tetapi ternyata mereka tetap peduli dan mengasihinya. Anak-anak ini sungguh mengamalkan ajaran Yesus agar saling mengasihi. Anak-anak yang sungguh luar biasa.
Refleksi:
Apakah aku juga punya rasa kasih terhadap teman yang aku benci?
Marilah berdoa
Tuhan Allah Bapa yang Maha baik, ajarilah aku untuk mengasihi semua orang, hilangkanlah segala rasa benci dan dendam dalam diriku terhadap orang lain. Amin
Aksi:
Aku akan mengajak teman yang aku benci untuk bermain bersamaku
Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Kej 12:1-4a/2 Tm 1:8b-10/Mat 17:1-9
Yesus dimuliakan di atas gunung
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. 17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. 17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. 17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” 17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia. ” 17:6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. 17:7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut! ” 17:8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. 17:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati “.
Renungan
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.
Anak-anak yang terkasih injil hari ini mengingatkan pada kita bahwa kehidupan kita ini penuh dengan warna warni kejadian. Ada yang menyenangkan, ada yang membuat kita merasa menderita.. namun apapun yang terjadi kita tidak perlu merasa takut dan kuatir karena Tuhan tidak akan membiarkan kita berada dalam penderitaan. Tuhan akan selalu menguatkan kita bahwa penderitaan yang kita alami ini dan akan memberi kekuatan bagi kita dalam menjalani hidup ini. Kita serahkan pada Tuhan pasti semuanya akan berjalan dengan baik.
Refleksi
Apakah dalam menerima persoalan hidup aku selalu menyalahkan Tuhan?
Marilah berdoa
Ya Allah sumber kekuatan, ajari aku agar selalu pasrah dalam menghadapii hidup ini, berilah kekuatan untuk menjalaninya. Amin
Aksi
Aku harus berdoa dengan rasa penuh syukur
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Dan 9:4b-10/Luk 6:36-38
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Renungan
”Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.
Kita semua pasti ingat dengan peristiwa gempa bumi di Cianjur, Kita semua dikagetkan dengan gempa bumi di Cianjur yang sungguh menelan banyak korban. Akibat gempa ini banyak sekali keluarga-keluarga yang kehilangan rumah bahkan kehilangan anggota keluarganya. Melihat berita berita itu kita pasti sungguh merasa sedih dan prihatin. Bantuan datang dari seluruh penjuru kota dan desa, banyak orang sungguh peduli dengan orang-orang yang terdampak akibat bencana ini. Berita-berita di media sosial membuat kita sungguh prihatin dan sedih. Dengan mengumpulkan uang, pakaian, sembako tentunya diharapkan dapat meringankan beban mereka. Semoga Tuhan memberi kekuatan pada mereka sehingga mereka tetap semangat dalam menghadapi msa depan mereka.
Refleksi
Apakah aku sudah bermurah hati untuk sedikit meringankan beban mereka, apa yang sudah aku lakukan untuk mereka?
Marilah berdoa
Ya Allah Yang Maha Baik dengan hati yang tulus, aku berdoa untuk semua orang agar memiliki silap peduli dan murah hati kepada orang lain
Aksi
Aku harus selalu memiliki sikap peduli dan mau membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan yang ada di sekitar ku dengan setulus hatiku
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Santa perpetua dan Santa Felisitas
Yes 1:10, 16-20/Mat 23:1-12
Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang s yang lebar dan jumbai yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Renungan
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Yesus menghendaki agar kita tidak seperti ahli Taurat atau orang farisi atau pemuka agama yang hanya bisa mengajarkan tetapi tidak melakukan.
Suatu aturan dibuat demi terciptanya suatu kenyamanan entah itu aturan tertulis ataupun tidak tertulis. Anak-anak hafal dengan aturan-aturan yang ada. Namun mereka sering dengan sengaja melanggar aturan itu. Salah satu aturan yang ada di sekolah adalah dilarang berkata kasar. Namun apa yang terjadi…… dengan enaknya anak-anak berkata kasar, mengumpat ataupun mengejek temannya. Kata -kata kasar terlihat enteng diucapkan oleh mereka. Sungguh memprihatinkan dan menyedihkan melihat hal itu. Kapan mereka mengerti bahwa apa yang mereka ucapkan sungguh menyinggung perasaan orang lain….?
Refleksi
Apakah aku juga sering dengan entengnya mengucapkan kata-kata kasar yang bisa menyinggung perasaan orang lain ?
Marilah berdoa
Ya Tuhan pimpinlah kami selalu agar kami selalu mampu bersikap rendah hati, berbicara dengan kata-kata yang sopan, jauhkan kami dari keinganan menghina ataupun mengejek orang lain dengan kata-kata yang buruk. Amin
Aksi
Menegur teman yang berbicara dengan bahasa kasar
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Santo Yohanes de Deo, Santo Petrus Obazin
Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus
20:17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 20:18 “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. “
20:20 Maka datanglah ibu anak-anakj Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 20:21 Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” 20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” 20:23 Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” 20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu . Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang .”
Renungan
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
Masa pertobatan adalah masa untuk mengenang perbuatan-perbuatan yang pernah kita lakukan. Kita diajak untuk berbalik kembali kepada Tuhan, karena sebagai anak Tuhan kitapun juga tak pernah lepas dari dosa. Tak pernah lepas dari perbuatan-perbuatan buruk yang kita lakukan. Namun kita jangan pernah menganggapnya perbuatan-perbuatan itu sebagai sebagai akhir dari segalanya. Kesalahan adalah sebah proses pembelajaran. Tak ada yang perlu disesali, tak perlu merasa buang-buang waktu, namun justru pengalaman itu harus kita sadari sebagai berkat untuk kembali berbalik kepada Tuhan
Refleksi
Apakah aku sudah menunjukkan sikap pertobatanku, baik di rumah, di sekolah ataupun dimanapun aku berada? Dosa dan kesalahan apa saja yang pernah aku lakukan baik di rumah atau di sekolah?
Marilah berdoa
Tuhan ajari aku agar aku selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang sungguh menyenangkan hatiMu, jauhkan aku dari sikap kurang baik. Amin
Aksi
Menunjukkan perbuatan-perbuatan baik di rumah dan di sekolah
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Santa Fransiska Romana, Santa Katarina dari Bologna
Yer 17:5-10/Luk 16:19-31
Orang kaya dan Lazarus yang miskin
16:19 “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja j orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Renungan
Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Bacaan ijil hari ini mengajak kita agar kita mampu memperhatikan orang lain terutama yang menderita, kesusahan ataupun kelaparan.
Istirahat adalah saat yang paling ditunggu ketika anak-anak sedang belajar di sekolah karena saat istirahat mereka bisa makan bersama, bermain bersama ataupun ngobrol bersama. Hari itu Brandon ketinggalan bekalnya sehingga ia tidak bisa makan. Ia hanya diam saja menahan lapar, wajahnya kelihatan sedih. Melihat hal itu Nathan mendekati Brandon dan menawarkan roti dalam kemasan yang ia bawa kepada Brandon. Kebetulan Nathan membawa dua roti yang sama. Dengan senang hati Brandon menerima roti itu, mereka berdua akhirnya makan roti bersama sambil mengobrol. Ohhh alangkah indahnya kebersamaan itu, saling berbagi satu sama lain, sungguh anak-anak yang luar biasa
Refleksi
Apakah aku juga peduli pada teman yang membutuhkan pertolongan?
Marilah berdoa: Puji syukur Tuhan atas segalakasih yang sudah kami terima lewat orangtua dan semua teman. Bantu akuuntuk lebih peduli pada siapapun.
Aksi: Akumau memperhatikan dan membantu teman yang tidak membawa alat tulis
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Kej 37:3-4, 12-13a, 17b-28a/Mat 21:33-43, 45-46
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
21:33 “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain c dan melempari yang lain pula dengan batu. 21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” 21:41 Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” 21:42 Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata j kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 21:44 (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk )” 21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 21:46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.
Renungan
Anak-anak yang terkasih sikap iri hati adalah sikap yang sungguh tidak pantas dalam hidup kita ini. Iri hati dapat menimbulkan perbuatan jahat. Injil hari ini membuka mata hati kita agar kita menjauhkan diri dari sikap iri hati karena hal ini akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Iri hati bukanlah jalan. Iri hati hanya membawa kita pada masalah yang lebih besar . Jadikan rasa ‘iri hati’ itu sebagai penyemangat agar kamu bisa sehebat orang lain, tentunya dengan persaingan yang positif.
Akan lebih baik kita belajar dari teman yang membuat kita iri hati. Dengan belajar bersamanya kita akan tahu bahwa semua prestasi dan kesuksesan yang ia raih tak pernah lepas dari usaha yang begitu keras. Ingat, iri hati, ……..NO
Refleksi
Apakah aku sering bersikap iri hati terhadap teman yang berprsetasi?
Marilah Berdoa
Allah Bapa yang maha pengasih semoga kami semakin mampu melayaniMu dengan penuh sukacita tanpa ada rasa cemburui ataupun irihati dalam diri kami. Amin
Aksi
Aku harus bisa menjauhkan diriku dari sifat iri hati terhadap teman
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Mi 7:14-15, 18-20/Luk 15:1 – 3, 11-32
15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. ” 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh . Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya , katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh , ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan . Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah i yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya j dan sepatu pada kakinya. 15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. 15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. 15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. “
Renungan
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. “
Anak-anak yang terkasih dalam hidup ini kita sering merasa jengkel, kecewa ataupun marah ketika melihat orang lain yang bersalah namun tidak dihukum. Allah mempunyai cara lain untuk mengampuni dosa manusia seperti dalam kisah injil hari ini.Mengampuni dan memaafkan adalah tindakan yang sangat terpuji.
Jesika dan Helena adalah dua sahabat yang sudah dekat dari kelas 1SD. Setiap hari mereka selalu bermain bersama, belajar bersama, bercanda bersama. Mereka berdua seakan tidak terpisahkan. Kebetulan mereka satu kelas. Suatu hari karena perbedaan pendapat maka hubungan mereka terlihat saling menjauh bahkan bisa dikatakan bahwa persahabatan mereka sudah bubar. Mereka menjadi saling membenci, saling mendendam antara yang satu dengan yang lainnya.
Teman-temannya begitu sedih melihat perubahan mereka yang sekarang saling membenci. Beruntung suatu hari ada kegiatan bersama-sama yang membahas tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk yang pernah dilakukan. Merka berdua akhirnya saling terbuka dan saling memaafkan. Akhirnya persahabatan mereka kembali terjalin dengan baik. Sifat saling memaafkan adalah sikap yang sungguh luar biasa.
Refleksi
Apakah aku juga memaafkan kesalahan temanku yang salah kepadaku ?
Marilah Berdoa
Ya Allah jauhkan aku selalu dari sifat pemarah, mudah menghakimi, semoga aku selalu mampu menunjukkan sikap kerendahan hati, mau memaafkan teman yang bersalah kepadaku. Amin
Aksi
Selalu menunjukkan sikap baik dimanapu berada
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Kel 17:3-7/Rom 5:1-2, 5-8/Yoh 4:5-42
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum. “ 4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria? ” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup. “ 4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini k kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 4:13 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal . “ 4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” 4:16 Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” 4:17 Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” 4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. 4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” 4:21 Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. v 4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba w sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh x dan kebenaran ; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran .” 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 4:26 Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, a yang sedang berkata-kata dengan engkau.” 4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” 4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 4:29 “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” 4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: “Rabi, e makanlah.” 4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” 4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: “Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” 4:34 Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan j buah untuk hidup yang kekal , sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. 4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” 4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. ” 4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. 4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, 4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia. “
Renungan
“Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Anak-anak injil hari ini mengajak kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup ini. Kita harus percaya kepada Tuhan. Tuhan akan selalu memberi yang terbaik
Hari itu anak-anak SD melaksanakan PAS, sama halnya dengan yang dilakukan Elsye. Sejak semalam ia belajar terus menerus dan berdoa kepada Tuhan agar hari ini ia dapat mengerjakan soal-soal dengan baik. Sehingga nanti mendapatkan nilai yang bagus. Setelah selesai mengerjakan soal ia pun keluar dengan senyum bahagia. Elsye sungguh mempersiapkan PAS dengan baik. Jauh-jauh hari ia sudah belajar dengan penuh semangat. Seperti halnya kita, jika segala sesuatu kita persiapkan dengan baik pasti juga akan menghasilkan sesuatu yang baik pula, dan membuat kita bahagia. Dan jangan lupa dengan berdoa akan menjadikan segalanya diberkati Tuhan.
Refleksi
Apakah selama ini aku juga selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan memohon berkat pada Tuhan?
Marilah berdoa
Tuhan yang baik tumbuhkanlah kami selalu dalam iman yang kuat. Semoga kami semakin mampu meneladan Yesus PutraMu. Amin
Aksi
Mengajak teman untuk selalu berdoa dalam melakukan setisp kegiatan.
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
B. Ludovikus dari Casoria
2 Raj 5:1-15a/Luk 4:24-30
4:24 Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu. “ 4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Renungan
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
Dalam hidup ini kita sering tidak dihargai, diejek oleh teman karena cara berpikir yang berbeda. Hal seperti ini dapat menjadikan diri kita merasa terpuruk. Injil hari ini mengingatkan pada kita agar kita menyerahkan diri kita pada rencana Tuhan.
Oliver duduk di kelas 4 SD, ia seorang anak yang pendiam Suatu hari ibu guru menyuruh Oliver mengerjakan soal Matematika di depan kelas. Semua teman-teman meragukan kemampuan Oliver bahkan mereka berteriak “duduk aja kamu Oliver,kamu pasti nggak bisa mengerjakan”. Oliver diam saja namun dia berusaha mengerjakan soal itu. Dan ternyata……..bu guru mengatakan “kamu pintar Oliver kamu bisa mengerjakan soal dengan baik”. Sejak saat itu teman-teman Oliver tidak berani lagi untuk mengejeknya karena ternyata Oliver ljauh ebih pintar dibandingkan mereka. God job Oliver.
Refleksi
Marilah berdoa
Allah Bapa yang baik ajarlah kami untuk setia pada rencana dan ajaranMu,
Aksi
Belajar untuk selalu pasrah pada kehendak Allah
(Caecilia Arsi Hartati, GAK SD Tarakanita Gading Serpong)
Bacaan: Dan 3: 25, 34-43 ; Mzm. 25-4b- 5b, 6-7c, 8-9; Mat. 18:21-35
Matius 18 : 21-35
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Berapa kali aku harus mengampuni?
” Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Mat 8:22)
Teman-teman yang baik, berapa kalikah kita harus mengampuni teman yang bersalah? Mari kita simak ajaran Tuhan Yesus
Susi dan Ana murid yang pandai di kelasnya. Pada suatu hari Ana meminjam buku catatan IPA, kepada Susi, namun sayang buku itu lupa dikembalikan padahal besok ada ulangan IPA. Susi pun marah kepada Ana.
Saat bertemu di sekolah Susi membentaknya sambil berkata: “Sekarang buku IPA yang lupa kamu kembalikan. Minggu lalu, kamu juga lupa mengembalikan bolpenku yang kamu pinjam”
Sambil bergetar dan menahan tangis Ana berkata lirih: “Maafkan aku Susi, sungguh aku tidak sengaja…, aku benar-benar lupa”
Kita seringkali jengkel jika teman kita berbuat kesalahan yang sama setiap harinya. Namun, Tuhan Yesus mengajarkan tentang pengampunan. Yesus meminta agar dalam memberikan maaf kepada orang lain yang bersalah. Kita diwajibkan untuk memberikan maaf secara tulus, bahkan pemberian maaf tersebut adalah pemberian maaf yang diberikan tidak cukup hanya satu kali saja, tetapi diberikan berkali lipat dan dilakukan dengan sepenuh hati serta tanpa syarat.
Petrus pernah bertanya kepada Tuhan Yesus, “Guru, berapa kalikah kami harus mengampuni saudara kami, yang bersalah kepada kami?”. Tuhan Yesus menjawab; “70 kali 7 kali”.
Refleksi:
Sudahkah aku selalu memaafkan atau mengampuni teman yang bersalah ?
Marilah Berdoa:
Terima kasih Tuhan, karena Engkau telah mengajarkan tentang mengampuni. Semoga aku selalu bersedia mengampuni teman yang bersalah dengan tulus hati, sehingga dunia ini menjadi damai dan penuh sukacita sekarang dan selama-lamanya. Amin
Aksi :
Aku mau memaafkan teman yang bersalah dengan tulus hati
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Ul 4: 1, 5-9; Mzm. 147:12-13, 15-16, 19-20; Mat 5:17-19
St. Klemens Maria Hofbauer
Matius 5: 17-19
Dalam kotbah dibukit, Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.
YESUS DAN HUKUM TAURAT
“Yesus datang ke dunia ini bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya.” (bdk. Mat. 5: 17)
Teman- teman yang baik, Yesus datang kedunia ini untuk menggenapi Hukum Taurat, apa
maksudnya? Marilah kita dengarkan kisah di bawah ini:
Saat melihat bekal adiknya tertumpah karena tersenggol oleh Rudi teman kelasnya, Soni cepat-cepat merampas roti yang ada ditangan Soni dan langsung melemparkannya ke lantai. Ia pun berteriak : “Ini balasanku karena kamu sudah menumpahkan bekal adikku”
Teman-teman yang terkasih, pada zaman Yesus orang- orang Yahudi mengenal hukum mata ganti mata , gigi ganti gigi. Artinya pada zaman itu orang bebas untuk membalas dendam kepada siapa saja yang telah mengganggu atau menyakitinya namunYesus mengajarkan kepada kita hukum baru yaitu hukum Cinta kasih agar kita mengasihi sesama seperti diri sendiri dan selalu mau mengampuni.
Refleksi
-
Apakah aku telah melaksanakan Hukum Tuhan dengan cara mengasihi sesama ?
-
Apakah aku mau mengampuni teman yang bersalah?
Marilah Berdoa:
Tuhan Yesus bantulah kami agar boleh mewujudkan iman kami dengan melaksanakan HukumMu yang menyelamatkan . Amin
Aksi : Aku mau mengasihi Tuhan dan sesama dengan tulus dan bersedia mengampuni teman yang bersalah.
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Yer. 7: 23-28 ; Mzm. 95:1-2,6-7. 8-9; Luk 11:14-23
Lukas 11: 14–23
Sekali peristiwa Yesus mengusir roh jahat keluar dari seorang bisu. Setelah roh jahat itu keluar, orang itu mulai berbicara. Banyak orang heran, tetapi ada yang berkata, “Ia bisa mengusir roh jahat karena kuasa Beelzebul, kepala roh jahat itu.” Ada juga orang-orang lain yang mau menjebak Yesus, jadi mereka minta Ia melakukan suatu keajaiban sebagai tanda bahwa Ia datang dari Allah. Tetapi Yesus tahu maksud mereka. Maka Ia berkata kepada mereka, “Kalau suatu negara terpecah dalam golongan-golongan yang saling bermusuhan, negara itu tidak akan bertahan. Dan sebuah keluarga yang terpecah-pecah dan bermusuhan satu sama lain, akan hancur. Begitu juga di dalam kerajaan Iblis; kalau satu kelompok berkelahi dengan kelompok yang lain, kerajaan itu akan runtuh. Kalian berkata bahwa Aku mengusir roh jahat karena kuasa Beelzebul. Kalau begitu, dengan kuasa siapa pengikut-pengikutmu mengusir roh-roh jahat itu? Pengikut-pengikutmu itu sendirilah yang membuktikan bahwa kalian salah! Tetapi Aku mengusir roh jahat dengan kuasa Allah, dan itu berarti bahwa Allah sudah mulai memerintah di tengah-tengah kalian. Kalau seorang yang kuat, dengan bersenjata lengkap, menjaga rumahnya sendiri, semua miliknya akan selamat. Tetapi kalau seorang yang lebih kuat menyerang dan mengalahkan dia, maka orang yang lebih kuat itu akan merampas semua senjata yang diandalkan oleh pemilik rumah itu, lalu membagi-bagikan semua barang-barangnya. Orang yang tidak memihak Aku, sesungguhnya melawan Aku, dan orang yang tidak membantu Aku, sesungguhnya merusak pekerjaan-Ku!”
YESUS MENYATAKAN KUASA ALLAH
“ Yesus mengusir setan bukan dengan kuasa beelzebul (raja setan) tetapi dengan kuasa Allah.” ( Lukas 11:20 )
Di desa terpencil hiduplah seorang kakek tua yang sederhana, biasa disebut Pak Tua. Badannya yang telah bungkuk dan matanya pun mulai rabun, pekerjaan sehari-harinya hanya berdoa dan berpuasa. Penduduk desa sering memberinya makanan, anak-anak kecil pun sangat menyayanginya karena Pak Tua sering bercerita tentang masa lalunya sebagai seorang yang berjuang untuk negara.
Pada suatu hari Pak Tua didatangi oleh seorang ibu yang membawa anaknya karena demam. Pak Tua pun berdoa dan memberikan ramuan dari beberapa hasil tanaman yang dimilikinya.. Beberapa hari kemudian anak tersebut pun sembuh. Tentu saja Si Ibu merasa senang dan berterima kasih pada Pak Tua.
Sayangnya ada yang iri kepada Pak Tua, ia menyebarkan berita bahwa Pak Tua adalah seorang tukang sihir yang jahat.
Anak-anak yang terkasih sering dalam hidup ini, kita berkata atau menyebarkan berita buruk, tentang teman atau pun orang lain, istilah kerennya menyebarkan berita Hoax. Tentu saja orang lain akan menderita karena perbuatan kita apalagi kalau sampai merusak nama baiknya.
Refleksi
Apakah aku suka menuduh orang lain sehingga membuatnya menderita?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus bantulah aku untuk selalu berfikir dan berkata yang baik tentang orang lain
Aksi :
Aku akan berpikir dan berkata yang benar
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Hos. 14:2-10; Mzm. 1:6c-8a,8b.9, 10-11b,14,17; Mrk 12: 28b-34
St. Patrisius
Markus 12: 28b-34
Sekali peristiwa datanglah seorang ahli Taurat, kepada Yesus dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus
HUKUM YANG UTAMA
” Kasihilah Tuhan Allahmu, dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mrk.12: 30-31)
Teman-teman yang baik, Tuhan Allah memang tak dapat dilihat oleh mata kita. Namun Tuhan ingin agar kita mengasihi Dia dengan cara berbuat baik kepada sesama manusia dan mahluk ciptaan-Nya, seperti dalam kisah ini.
Suatu hari Anis jatuh tersungkur di halaman sekolah saat bermain bola dengan teman-teman sekelasnya. Ia berusaha untuk bangkit berdiri, namun ia tidak kuat karena lututnya sakit dan berdarah. Nampak bahwa Anis membutuhkan pertolongan, dan berharap ada teman yang mau menolongnya.
Berto dan beberapa teman datang melihatnya. Setelah melihat sejenak, mereka lalu meninggalkan Anis dan melanjutkan permainannya. Kemudian datang juga teman lain yang bernama Kevin. Setelah melihat lutut Anis yang berdarah, Kevin pun berjalan menjauh dari Anis sambail berkata: “Pergilah ke UKS dan minta supaya diobati…” Beberapa teman lain juga datang melihat, namun mereka segera meninggalkan Anis dengan alasan: takut melihat darah.
Tak lama kemudian datanglah Rafael. Ia teman yang bukan sekelas dengan Anis. Namun ia merasa iba saat melihat Anis merintih kesakitan. Ia berusaha untuk mengangkat Anis, namun ia tidak mampu. Ia lalu memanggil Dedy dan teman lain yang siap membantu. Mereka kemudian bersama-sama menggendong Anis dan membawanya ke UKS untuk diobati.
Teman-teman yang baik, menurutmu siapakah dari mereka yang sungguh mengasihi Tuhan Allah dan sesamanya?
Refleksi:
Apakah aku suka menolong saat melihat teman sedang susah?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
berilah aku semangat untuk mengasihi sesama,
dan berbuat baik kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Amin
Aksi : Aku akan mengasihi Tuhan, dan berbuat baik kepada orang yang sedang susah.
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Hos.6:1-6; Mzm. 51:3-4, 18-19, 20-21b; Luk 18:9-14
St. Sirillus dr Yerusalem
Lukas 18:9-14
Sekali peristiwa Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah orang lain: “Adalah dua orang yang pergi ke Rumah Tuhan untuk berdoa. Yang satu orang Farisi, yang lainnya seorang penagih pajak. Orang Farisi itu berdiri menyendiri dan berdoa, ‘Ya Allah, saya mengucap terima kasih kepada-Mu, sebab saya tidak seperti orang lain, yang serakah, curang, atau berzinah. Saya bersyukur karena saya tidak seperti penagih pajak itu. Saya berpuasa dua kali seminggu, dan saya mempersembahkan kepada-Mu sepersepuluh dari semua pendapatan saya.’ Tetapi penagih pajak itu berdiri jauh-jauh dan malahan tidak berani menengadah ke langit. Sambil mengusap dada ia berkata, ‘Ya Allah, kasihanilah saya, orang berdosa ini!’
“Percayalah,” kata Yesus, “pada waktu pulang ke rumah, penagih pajak itulah yang diterima Allah dan bukan orang Farisi itu. Sebab setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; dan setiap orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan.”
SIKAP YANG TUHAN BENARKAN
Setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; dan setiap orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan.”(Lukas 18:14)
Teman-teman yang baik, ada dua sikap manusia yang disinggung oleh Tuhan Yesus yaitu sikap meninggikan diri atau sombong dan sikap rendah hati. Seperti apakah sikap orang sombong? Bagaimana seseorang disebut rendah hati?
Orang sombong nampak dari sikap hidupnya, misalnya:
• Merasa dirinya paling hebat, ingin selalu dipuji
• Suka merendahkan orang lain, tidak menghargai prestasi teman
• Hanya mau berteman dengan orang yang menguntungkan dirinya
Sebaliknya, sikap orang rendah hati sungguh berbeda dengan orang sombong, misalnya:
• Menghargai orang lain sama seperti dirinya sendiri
• Suka memberi pujian kepada teman yang berprestasi
• Mau berteman dengan siapa pun, menerima teman apa adanya
Teman-teman yang baik, termasuk dalam kelompok yang manakah saya, orang sombong atau orang rendah hati?
Semoga kita selalu ingat akan perkataan Tuhan Yesus ini: “Setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; dan setiap orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan.”
Refleksi:
Apakah aku suka merendahkan teman-teman dan menganggap diriku paling hebat?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
jauhkanlah aku dari sikap sombong.
Berkatilah aku agar menjadi anak yang rendah hati. Amin
Aksi : Aku akan selalu menjadi anak sopan dan rendah hati.
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Sam. 16:1b, 6-7 11; Mzm. 23:1-.3a, 3b-4,5,6 Yoh 9: 1,6-9, 13-17, 34-38
Yohanes 9: 1-41 atau 9: 6-9 13-17, 34-38
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: ”Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia juga bukan orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih ada siang, akan datang malam, dimana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenal sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “benar akulah itu.” Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matanya menjadi melek?” Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: “Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.”
MELAKUKAN PERINTAHNYA
“Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu.”
Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.” (Yoh.9:11)
“Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Orang buta itu segera melaksanakan perintah Tuhan Yesus. Seketika itu juga ia sembuh dan dapat melihat!
Teman-teman yang baik, di masa sekarang Tuhan Yesus terus bekerja sebagai Penolong kita. Ia memakai orang-orang baik yang Ia berkati sebagai alat-Nya. Namun satu hal yang Tuhan minta, yaitu agar kita melaksanakan perintah-Nya dengan sepenuh hati, seperti orang buta itu.
Suatu hari Dami mengalami kecelakaan di jalan. Karena kurang hati-hati saat bersepeda, ia menabrak mobil yang diparkir di pinggir jalan. Dami terpental dan masuk ke dalam got. Lukanya cukup parah sehingga ia dibawa ke rumah sakit. Ibu dan ayah Dami berdoa semoga Tuhan memberi anaknya kesembuhan. Dami pun berharap semoga Tuhan mengabulkan doa orang tuanya.
Setelah merawat luka Dami, Dokter memberinya obat-obatan dan berpesan agar obat diminum sampai habis. Namun karena rasa obat itu pahit, Dami sering tidak meminumnya. Diam-diam ia membuang obatnya di tong sampah dan mengaku pada Ibu jika obat sudah diminum.
Beberapa hari kemudian Dokter memeriksa kembali luka Dami. Dokter terkejut melihat lukanya bertambah parah. Dokter heran karena ia telah memberi obat yang terbaik, tetapi mengapa luka Dami tidak juga sembuh?
Teman-teman yang baik, menurutmu apakah Tuhan tidak mendengarkan doa ayah dan ibu Dami? Percayakah jika sesungguhnya Tuhan telah memberkati Dokter dan obat-obatan untuk menyembuhkan Dami?
Refleksi:
1. Apakah aku selalu taat pada nasihat orang tuaku?
2. Apakah aku selalu berdoa kepada Tuhan di saat sakit atau susah?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
berkatilah aku agar selalu taat
pada nasihat orang tua, guru, atau siapa pun
yang hendak menuntunku menjadi anak yang baik. Amin
Aksi : Aku akan menuruti perintah Tuhan, taat pada nasihat orang tua dan guru
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: 1Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12.14-15.16-17; Mat 1:16 18-21.24a
Hr. St. Yosef Suami Maria
Matius 1:16, 18-21.24a
Menurut silsilah Yesusb Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
JANGANLAH TAKUT
Malaikat Tuhan berkata : “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Yusuf tidak jadi meninggalkan Maria secara diam-diam seperti yang ia rencanakan. Ia memilih untuk melakukan yang Tuhan perintahkan kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya.
Apakah teman-teman juga suka memilih untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan?
Suatu hari, Dina asyik bermain balon bersama kakaknya di ruang tamu di rumahnya. Mereka sangat bergembira dengan permainan itu. Karena begitu bersemangat, Dina tak sengaja menyenggol vas bunga yang ada di pojok ruangan. Vas bunga itu jatuh dan pecah berantakan. “Wah…Ibu pasti marah besar”, pikir mereka.
Pada saat itu Ibu sedang pergi, di rumah tidak ada orang lain. Hanya Dina dan Kakak yang tahu akan kejadian itu.
Lalu muncul ide Kakak: “Begini saja Din,” kata Kakak, “kalau Ibu bertanya, bilang saja bahwa kucing kesayangan Ibu telah menjatuhkan vas bunga itu.”
Sambil menunggu saatnya Ibu pulang, hati Dina gelisah dan takut. Ia bimbang untuk memilih: apakah akan menuruti ide Kakak, atau memilih untuk berterus terang saja kepada Ibu dan meminta maaf?
Teman-teman yang baik, menurutmu pilihan manakah yang sesuai dengan kehendak Tuhan?
Refleksi :
1. Apakah aku selalu taat ketika orang tua menyuruhku melakukan perbuatan baik?
2. Apakah aku selalu menolak ketika seseorang membujukku melakukan suatu perbuatan jahat?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
berilah aku keberanian untuk menolak yang jahat,
dan memilih untuk melakukan yang baik. Amin
Aksi : aku akan berusaha menjadi seperti Yusuf, selalu memilih untuk melakukan yang baik.
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Yeh 47:1-9; Mzm. 46-2-3,5-6,8-9; Yoh 5: 1-3a 5-16
Yoh 5: 1-3a 5-16
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus pergi ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat “Pintu Domba” ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani dinamakan Betesda. Di situ ada lima serambi. Di serambi-serambi itu banyak orang sakit berbaring; ada yang buta, ada yang timpang, dan ada yang lumpuh. Di tempat itu ada seorang laki-laki yang sudah sakit tiga puluh delapan tahun lamanya. Yesus melihat dia berbaring di sana, dan tahu bahwa ia sudah lama sekali sakit; maka Yesus bertanya kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Orang sakit itu menjawab, “Bapak, tidak ada orang di sini untuk memasukkan saya ke dalam kolam waktu airnya bergoncang. Dan sementara saya menuju ke kolam, orang lain sudah masuk lebih dahulu.” Maka Yesus berkata kepadanya, “Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah.” Pada saat itu juga orang itu sembuh. Ia mengangkat tikarnya dan berjalan. Hal itu terjadi pada hari Sabat. Karena itu para penguasa Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat. Engkau tidak boleh mengangkat tikarmu.” Tetapi orang itu menjawab, “Orang yang menyembuhkan saya tadi menyuruh saya mengangkat tikar saya dan berjalan.” “Siapakah Dia yang menyuruh engkau mengangkat tikarmu dan berjalan?” tanya mereka. Tetapi orang yang sudah sembuh itu tidak tahu siapa orangnya, sebab Yesus telah menghilang di antara orang banyak itu. Kemudian Yesus berjumpa dengan orang itu di dalam Rumah Tuhan, dan berkata kepadanya, “Sekarang engkau sudah sembuh. Janganlah berdosa lagi, supaya tidak mengalami hal yang lebih buruk.” Maka pergilah orang itu lalu memberitahukan kepada para penguasa Yahudi bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Dan karena itu mereka mulai menyusahkan Yesus, sebab Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat.
JANGAN BERBUAT DOSA LAGI
“Sekarang engkau sudah sembuh. Janganlah berdosa lagi, supaya tidak mengalami hal yang lebih buruk.” (Yoh.5:14)
Lelaki yang sakit itu telah menunggu selama tiga puluh delapan tahun di serambi kolam Betesda. Tidak ada orang yang menolongnya turun ke kolam saat airnya bergoncang. Namun akhirnya Yesus datang dan menyembuhkannya. “Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah” demikian kata Yesus. Pada saat itu juga orang itu sembuh. Ia mengangkat tikarnya dan berjalan.
Sampai kini Yesus terus bekerja untuk menolong oranng-orang yang berharap kepada-Nya. Kita pun dapat berdoa kepada Yesus disaat sakit ataupun sedang susah. Ia memberkati dokter dan obat-obatan yang akan menyembuhkan kita. Demikian juga ketika kita sedang susah, Tuhan mengutus orang-orang baik hati yang akan menghibur kita.
Satu hal yang Tuhan minta kepada orang yang telah disembuhkan-Nya: “Janganlah berdosa lagi, supaya tidak mengalami hal yang lebih buruk.” Sebab dosa membuat orang sakit dan menderita. Karena itu marilah kita berusaha untuk hidup baik, menolak godaan Iblis dan setia menuruti Firman Tuhan, rajin berdoa dan tekun berbuat baik.
Refleksi:
1. Apakah aku berdoa kepada Yesus disaat sakit?
2. Apakah aku berterima kasih kepada Yesus setelah sembuh dari sakitku?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
Terima kasih karena Engkau menolong siapa pun yang berharap kepada-Mu.
Ajarilah kami untuk bersyukur dan berterima kasih atas setiap pertolongan-Mu. Amin
Aksi : Aku akan tekun berdoa kepada Yesus di saat susah atau pun senang
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Yeh 49:8-15; Mzm. 145: 8-9 13c-14,17-18 ; Yoh 5:17-30
Yohanes 5:17-30
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang Yahudi, : “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (bacaan selengkapnya dalam Alkitab)
PERCAYA KEPADA YESUS
“Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal” (Yoh 5: 24)
Hubungan Yesus dengan Allah Bapa di surga sama seperti Anak dan Bapa. Apa yang dikerjakan Bapa di surga, itulah yang dikerjakan Yesus di bumi. Jika Yesus menyembuhkan orang sakit atau membangkitkan orang mati, itu semua karena Allah Bapa menghendakinya. Jadi, janganlah kita ragu untuk percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah. Dialah Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari dosa. Dialah yang akan membawa kita kepada kehidupan kekal di surga.
Teman-teman yang baik, orang tua dan guru sering menasihati agar kita rajin berdoa kepada Tuhan. Sebab Tuhan adalah penolong yang berkuasa dan murah hati. Marilah kita teguhkan hati untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan penolong kita. Mintalah berkat-Nya untuk keselamatan kita; mintalah tuntunan-Nya dalam setiap usaha yang kita lakukan.
Refleksi:
1. Sudah rajinkan saya berdoa kepada Tuhan?
2. Apakah saya suka menyikan lagu pujian untuk Yesus?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
Terangilah hatiku agar semakin percaya
Bahwa Engkaulah Tuhan, penolongku yang sungguh. Amin
Aksi :
Aku akan ikut merayakan Ekaristi setia hari Minggu.
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Bacaan: Kel 32:7-14; Mzm. 106: 19-21,21-22,23 ; Yoh 5:31-47
St. Turibius Mogrovejo
Yohanes 5:31-47 (31-40)
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang Yahudi: “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.”
ALLAH MENGUTUS YESUS
“Allah Bapa di surga mengutus Yesus untuk menuntun umat manusia ke jalan keselamatan”
(bdk Yoh 5:36)
Yesus membuat banyak mujizat. Ia menyembuhkan orang sakit, membuat orang lumpuh dapat berjalan, orang buta dapat melihat, dan mengusir setan-setan yang mengganggu manusia. Ia melakukan semua itu agar orang-orang menderita diselamatkan dan masuk surga.
Setelah melihat mujizat Yesus, banyak orang percaya dan mengikuti Yesus. Tetapi ada juga kelompok orang yang tidak percaya dan menolak ajaran Yesus. Mereka memusuhi Yesus, karena iri hati. Bahkan mereka berusaha untuk menganiaya Yesus. Ini sungguh menyedihkan dan membuat Yesus kecewa.
Sebagai anak, kita selalu bercita-cita agar dapat menjadi orang baik, sukses, dan hidup bahagia. Yesus sangat mencintai kita yang bercita-cita untuk hidup bahagia. Ia memberkati kita untuk menggapai cita-cita. Ia memberi kita pertolongan melalui orang tua, guru, dan orang-orang baik yang berusaha mendidik kita. Bila kita percaya dan menghargai pertolongan Yesus, berarti kita akan selalu iklas dan taat melakukan nasihat mereka.
Refleksi:
1. Apakah saya selalu taat melaksanakan nasihat orang tua atau guru?
2. Apakah saya menghargai teman yang menegurku karena melakukan suatu kesalahan?
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus yang baik,
berkatilah kami agar selalu
taat dan bersemangat melaksanakan
nasihat orang tua dan guru. Amin
Aksi : aku akan taat melaksanakan setiap nasihat orang tua dan guru
Yenny Suria GAK SD Strada Budi Luhur 2 Bekasi
Pekan Prapaskah
“Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.”
Bac. I : Keb 2:1a, 12-22
Bac. Injil : Yoh 7:1-2, 10, 25-30
Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya.”
Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.
Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.”
Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Renungan:
Adik-adik ada sebuah cerita. Suatu saat, Arthur tampak murung, ia sedih karena hari ini adalah hari terakhir ia bertemu dengan Vino, teman lamanya dari luar kota. “Kok buru-buru pulang sih Vin?” “Iya, dua hari lagi kan aku sudah masuk sekolah,” jawab Vino. “Padahal belum puas main bareng,” “Salah sendiri, setiap diajakin main kamu selalu asyik main gadget sendiri,” jawab Heni teman Arthur lainnya, Arthur hanya menduduk kepalanya, apa yang dikatakan Heni benar, selama ini ia selalu menyia-nyiakan waktu bermain bersama teman-teman, karena selalu asyik main games sendiri. “Maaf ya Vin, semoga kamu tidak kapok main ke sini lagi,” “Tidak apa-apa Tur, liburan panjang nanti, aku akan mengajak kedua orang tua ku ke sini.”
Adiik-adik, sebelum ditangkap dan mati di kayu salib, Yesus sudah memberi peringatan kepada murid-murid-Nya bahwa waktunya bersama mereka tidak lama, artinya mereka harusnya lebih waspada, tapi pada saat itu tidak ada yang mengerti maksud dari perkataan Yesus, sehingga setelah tiba waktunya Yesus disalibkan, murid-murid seperti tidak siap untuk kehilangan Yesus.
Adiik-adik, sering ada perasaan menyesal ketika menyadari bahwa waktu yang kita miliki bersama orang-orang yang kita kasihi tidak cukup banyak. Untuk itu, jika sekarang kamu masih diberi kesempatan bersama papa, mama, kakak, adik, teman, guru dan siapapun itu, pergunakanlah waktumu dengan baik. Bahkan jika saat ini kamu dengan mudah beribadah, memuji, menyembah dan mendengar Firman Tuhan di gereja dengan nyaman, manfaatkan hal itu juga sebaik mungkin, karena akan tiba masanya hal seperti itu tidak bisa kamu nikmati lagi. Untuk itu mari belajar mengatur waktu lebih bijak lagi.
Refleksi : “Sudahkah kita menghargai waktu bersama orang-orang yang kita sayangi?”
Doa : “Ya Tuhan terima kasih atas orang-orang yang kucintai dan mencintaiku, buatlah aku selalu mencintai dan menghargai mereka”
Aksi : Berani mengucapkan “Aku sayang Ayah & Ibu” setiap pagi hari
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
Hari Raya Kabar Sukacita
Bac. I : Ibr 10:4-10
Bac. Injil : Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”
Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan:
Adik-adik yang baik, Sabda Tuhan hari ini bercerita tentang malaikat Gabriel dating kepada Bunda Maria. Malaikat Gabriel memberitahu Bunda Maria, bahwa Bapa memilihnya untuk menjadi alat dalam rencana-Nya yang luar biasa, yaitu mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus. Ketika Bunda Maria mendengarkan tugas itu, pasti ada rasa takut, cemas, kuatir, dan tidak percaya. Tetapi ia segera tunduk dan bersedia menjadi alat untuk rnelayani Tuhan. Sikap Bunda Maria menunjukkan bahwa adalah seorang gadis yang baik hati dan mengasihi Tuhan.
Nah, Adik-adik, Tuhan Yesus pun mau memakai kita menjadi alat-Nya. Ia melihat kita setiap hari dan ingin memakai hidup menjadi berkat bagi sesama. Bagaimana caranya? Kita bisa berteman degan tulus, suka menolong, berkata yang sopan, dan mau ikut melayani di gereja. Semua sikap yang baik harus kita tunjukkan di mana pun kita berada. Itulah bukti kita mengasihi Tuhan dan metayani Dia.
Refleksi : “Maukah kita menjadi berkat untuk teman-teman di sekolah atau di rumah hari ini?”
Doa : Bapaku yang baik, jadikanlah aku alat-Mu sehingga aku menjadi berkat untuk orang lain. Didalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin.
Aksi : Membantu teman di sekolah atau rumah dengan tanpa pamrih
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
“Lazarus dibangkitkan”
Bac. I : Ibr 10:4-10
Bac. Injil : Yoh 11:20-45
Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.”
Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.”
Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”
Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus.
Kata orang-orang Yahudi: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?”
Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: “Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.”
Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: “Lazarus, marilah ke luar!”
Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: “Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Renungan :
Adik-adik yang baik, hari ini kita mendengarkan kisah Lazarus yang dibangkitkan Tuhan. Luar biasa bukan? Lazarus yang sudah mati selama 4 hari, namun Tuhan Yesus berkuasa membangkitkan dan memulihkannya tanpa kurang satu apapun. Maka kita yakin Tuhan Yesus punya kuasa yang luar biasa dalam hidup kita. Adik-adik apakah kita pernah mengalami hal yang luar biasa dalam hidup kita? Tuhan selalu memberikan mukjizat dalam hidup kita setiap hari, namun kita sering tidak menyadarinya dan kurang bersyukur. Contoh mukjizat yang diberikan Tuhan setiap hari adalah nafas kehidupan baru setiap pagi disaat kita bangun tidur, atau kita masih memiliki orang tua yang menyanyangi kita, dan kita masih bisa menikmati kesehatan yang baik. Maka kita bersyukur untuk mukjizat-mukjizat luar biasa yang kita alami setiap hari.
Refleksi : Sudahkah kita bersyukur hari ini atas mukjizat Tuhan dalam hidup kita?
Doa : Tuhan Yesus terima kasih untuk banyak mukjizat dalam hidupku. Bantu aku hari ini Tuhan untuk lebih bersyukur atas semua karunia-Mu.
Aksi : Berdoa syukur atas karunia Tuhan pada waktu bangun pagi dan malam sebelum tidur
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
“Tuhan Yesus Mengampuni Wanita yang Berbuat Dosa”
Bac. I : Dan 13:41c-62
Bac. Injil : Yoh 8:1-11
Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah
lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”
Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Renungan:
Adik-adik yang dikasihi Tuhan Yesus. Hari ini kita mendengarkan kisah perempuan berdosa yang diampuni dosanya oleh Tuhan Yesus. Perempuan ini kita kenal sebagai Maria Magdalena. Maria Magdalena dikenal oleh orang Yahudi dengan dosanya yang banyak. Dosa-dosanya semua diampuni oleh Tuhan Yesus, asalkan dia bertobat dan menjadi baik. Apakah adik-adik pernah mempunyai teman yang bersalah pada kalian? Mungkin mereka pernah berbuat curang pada kalian atau mengolok-olok dan menakali kalian? Bila pernah, apakah kah adik-adik mau mengampuni mereka seperti Tuhan Yesus menunjukkan belas kasih kepada Maria Magdalena? Sebagai anak-anak Tuhan yang baik, mari kita belajar untuk mengampuni sesama dan berdoa bagi mereka.
Refleksi : Kita belajar mengampuni seperti Tuhan mengampuni kita
Doa : Tuhan Yesus buatlah hati kami seperti hati-Mu yang murah hati, sehingga kami bisa belajar mengampuni sesama kami
Aksi : Belajar mengampuni teman dan orang-orang yang berbuat salah
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
“Yesus Berasal Dari Bapa”
Bac. I : Bil 21:4-9
Bac. Injil : Yoh 8:21-30
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.”
Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.”
Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa.
Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Renungan:
Adik-adik yang baik, hari ini sabda Tuhan menceritakan pada kita bahwa Tuhan Yesus berkata bahwa Beliau berasal dari Bapa di surga. Tuhan Yesus mengenal Bapa dengan sangat baik karena Tuhan Yesus dan Bapa adalah satu, Bapa dan Putra. Apa yang Bapa inginkan pasti Tuhan Yesus tahu dan mengerti. Tuhan Yesus ingin kita pun berbuat hal yang sama dengan-Nya. Tuhan ingin kita dekat dan selalu percaya pada-Nya. Kita dapat menjadi dekat dengan Tuhan apabila kita rajin berbicara dengan -Nya dalam doa dan membaca Firman Tuhan lewat Kitab Suci. Maka mari kita belajar dekat dan lebih dekat lg dengan Tuhan.
Refleksi : Sudahkah aku rajin berdoa dengan baik?
Doa : Tuhan Yesus yang terkasih, aku ingin lebih dekat lagi dengan-Mu, dampingilah aku setiap saat ya Tuhan.
Aksi : Mulai kitab suci dan berdoa dengan rutin setiap hari
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
“Allah Memerdekakan Kita”
Bac. I : Dan 3:14-20
Bac. Injil : Yoh 8:31-42
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?”
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
“Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.”
Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Renungan:
Adik-adik terkasih, hari ini kita mendengarkan kisah Tuhan Yesus yang menasehati orang-orang Yahudi, karena mereka menjadi sombong dengan mengatakan bahwa mereka anak-anak Abraham. Tuhan tidak menjadi marah karena mereka anak-anak Abraham, namun karena kesombongan mereka. Nah, adik-adik kesombongan adalah salah satu awal dari dosa. Lewat kesombongan kita merendankan orang lain dan bisa jadi akan mengejek, menghina dan bahkan memusuhi orang lain. Kesombongan juga dapat mengajarkan kita berbohong untuk menutupi kesombongan kita. Maka mari hari ini kita belajar menjadi anak-anak Tuhan yang jujur, rendah hati dan mau meminta maaf ketika kita berbuat salah, karena Tuhan Yesus sayang kalian.
Refleksi : Tuhan mengajarkan kita menjadi rendah hati dan penuh kasih
Doa : Tuhan Yesus yang baik, ajari kami hari ini menjadi anak-anak-Mu yang mau bersikap jujur, rendah hati dan sabar
Aksi : Belajar bersabar, jujur di sekolah dan di rumah, serta tidak sombong
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah V
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Bac. I : Kej 17:3-9
Bac. Injil : Yoh 8:51-59
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”
Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”
Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Renungan:
Adik-adik yang luar biasa, masing-masing dari kita rata-rata mempunyai hobi yang berbeda. Ada yang menyukai basket, ada yang suka berenang atau bahkan bermain game online. Kita tidak bisa memaksa kepada teman kita “hei kamu harus suka basket yaa….” sedangkan dia lebih suka bermain sepakbola. Nah, adik-adik, Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk belajar menghargai orang lain. Orang Yahudi tidak menghargai Tuhan Yesus ketika Beliau mengatakan bahwa Beliau mengenal Abraham, padahal memang Tuhan Yesus mengenal Abraham. Bahkan mereka berniat sampai menyakiti sesama karena tidak sependapat dengan mereka. Maka mari kita belajar untuk menghargai orang lain dan menyampaikan keinginan kita dengan cara yang baik, karena kita anak-anak yang Tuhan sayangi.
Refleksi : Hargailah orang lain seperti kita pun hendak dihargai
Doa : Tuhan Yesus, kami ingin menjadi anak-anak yang baik dengan belajar menghargai orang-orang disekitar kami, teman-teman , guru dan orang tua kami
Aksi : Belajar mendengarkan pendapat orang lain
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah V
“Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Bac. I : Yer 20:10-13
Bac. Injil : Yoh 10:31-42
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?
Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan — masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.
Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.”
Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
Renungan:
Adik-adik yang manis, ada sebuah pertanyaan untuk renungan hari ini : Apakah seorang yang kaya raya harus berpenampilan mewah setiap saat? Nah ada sedikit cerita untuk kali ini. Suatu hari ada di pojokan warung bakmi sederhana di daerah Pasar Glodok, Jakarta Utara, duduklah seorang kakek tua dengan kaos oblong putihnya lengkap dengan sendal jepit menghias kakinya. Tidak ada kesan kemewahan dari sang kakek. Dia hanya asik menikmati semangkok bakmi yang dia senangi. Namun orang tidak tahu bahwa dia adalah Michael Bambang Hartono, Pemilik dari PT. Djarum, yang kekayaannya mencapai 314 Trilyun Rupiah. Ya dalam penampilannya yang sederhana orang tidak akan mengenal dia sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Namun kekayaannya tidak akan berkurang hanya karena dia berpakaian seperti itu. Mungkin orang akan merendahkan dia karena mengira dia adalah orang miskin. Namun bagaimana bila tahu kenyataannya? Mungkin orang-orang itu akan malu. Adik-adik Tuhan Yesus ingin mengajarkankan kita untuk tidak memandang rendah orang lain, dan meminta kita untuk menghargai sesama, melalui cara-cara sederhana, seperti menyapa dengan sopan, menawarkan makanan bila kita sedang makan atau mengatakan kata “permisi bapak/ibu/kakak” pada orang yang lebih tua dari kita.
Refleksi : Anak-anak Tuhan melakukan pekerjaan Tuhan
Doa : Tuhan, ajari kami menghargai dan bersikap tidak angkuh pada sesama hari ini
Aksi : Bersikap sopan kepada teman di sekolah, Guru dan Orang Tua
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS
Pekan Prapaskah
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Bac. I : Ezr 37:21-28
Bac. Injil : Yoh 11:45-56
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.
Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?”
Sementara itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia.
Renungan:
Adik-adik, hari ini Kitab Suci mengkisahkan mengenai orang-orang Yahudi yang mencari kesalahan Tuhan Yesus. Mereka berusaha menyalahkan Tuhan Yesus atas kebaikan yang dibuat-Nya. Mereka tidak senang dan merasa takut tersaingi. Dalam hidup kita sehari-hari pernahkah kita melihat teman kita disalahkan walaupun dia tidak melakukan kesalahan? Atau mungkin kita yang karena takut karena ber buat salah lalu menyalahkan orang lain? Nah, hari ini kita diajarkan untuk berani bertanggungjawab atas perbuatan kita, terutama apabila kita berbuat salah. Juga jangan lupa apabila kita melihat orang lain yang menyalahkan temannya padahal tidak berbuat salah, maka kita harus berani menegurnya dengan baik.
Refleksi : Anak-anak Tuhan selalu belajar berpikir baik dan bertanggungjawab
Doa : Tuhan Yesus, Engkaulah andalan dan kekuatan kami, ajari kami ya Tuhan untuk berani bertanggungjawab dan berani membela yang benar
Aksi : Berani membela yang benar dan bertanggungjawab atas perbuatan sendiri
Oktavianus L. Yudha Palaga- GAK JIS