PULO GEBANG – Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada malam 1 Januari 2020 silam menyisakan duka bagi sekira 20-an kepala keluarga di Lingkungan Santo Agustinus, Wilayah II. Air kotor masuk ke dalam rumah, hingga ada yang mencapai ketinggian dada orang dewasa. Syukur kepada Tuhan, tidak ada korban jiwa atau celaka yang menimpa mereka. Namun kerugian materil sudah pasti menjadi beban tersendiri setelah banjir surut.
Adalah Tarsisius Iwan Darmawan, Ketua Seksi PSE Paroki Pulo Gebang yang bergerak cepat menuju ke Blok A Pulo Gebang Permai. Tepatnya di halaman Gereja Advent yang menjadi titik kumpul dari para korban banjir di sekitar itu. Terutama dari wilayah Kampung Sawah yang letaknya di seberang kali. Sejumlah logistik untuk kebutuhan korban banjir terutama bahan makanan dan minuman, ia hantarkan dengan sepeda motornya. Pagi hingga siang itu menembus sejumlah titik genangan air dengan sepeda motornya.
“Pak Iwan membawa 50 bungkus nasi yang sangat menolong untuk warga korban yang saat itu kebingungan untuk mencari makan,” tutur Antonius Tri Haryadi, Ketua Lingkungan Agustinus
Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh sesama umat, terutama yang tinggal di Blok A – Lingkungan Agustinus dan di Blok H – Lingkungan Maria dan Alfonsus. Sebagian besar rumah warga kemasukan banjir hingga 40 cm tingginya. Berkat koordinasi dengan Anton, bantuan dari PSE itu dapat diterima oleh warga korban banjir.
Hari-hari selanjutnya, banjir boleh surut namun kondisi warga yang mejadi korban banjir tidak otomatis pulih. Jika ketinggian air mencapai dada orang dewasa, maka dapat Anda bayangkan perabotan dan barang apa saja yang akan menjadi korbannya. Itu pula yang dialami oleh warga pada hari-hari selanjutnya. Tidak sedikit perabotan dan pakaian yang harus direlakan menjadi sampah. Dan mereka membutuhkan bantuan.
Baca juga: Uskup Kardinal Suharyo Secara Resmi Rilis, 2020 Tahun Keadilan Sosial KAJ
Anton pun melakukan koordinasi internal di dalam lingkungannya, Agustinus, menggalang bantuan dari sesama warga untuk para korban. Pakaian layak bekas pakai, beras, minyak goreng, mie instan dan lain sebagainya ia kumpulkan dari warga.
Kalingk Agustinus ini juga menyampaikan rencana aksi kemanusiaan untuk warga di lingkungannya ini, di whatsapp group Wilayah II. Respon pun berdatangan dari semua lingkungan di dalamnya, Maria, Alfonsus, Albertus dan Mikael. Di whatsapp group lingkungan pun, umat yang notabene belum pulih membersihkan rumah mereka dari sisa-sisa banjir, turut menunjukkan solidaritas mereka.
Solidaritas Sesama Korban Banjir
Dalam praktik solidaritas sosial, jamak yang terjadi adalah orang yang mampu membantu yang tidak mampu. Bukan tidak ada, namun jarang kita jumpai orang yang kurang mampu membantu sesama-nya yang kurang mampu. Namun yang terjadi di Lingkungan Agustinus ini justru sebaliknya. Sebagian besar KK yang terlibat dalam membantu sesama yang tertimpa banjir, adalah para korban banjir juga.
Itu sebabnya, apa yang terjadi dalam kegiatan solidaritas sosial ini menggambarkan bagaimana pengejawantahan dari ajaran Tuhan Yesus sebagaimana tertulis dalam Lukas 21;4 yang berbunyi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
Retno Purnamasari, warga Lingkungan Alfonsus yang mengordinir penggalangan bantuan dari lingkungan ini mengisahkan bagaimana tersentuhnya dia ketika didatangi oleh Sardjono, kakek berusia 77 tahun. Pak Sardjono, begitu umat lingkungan menyapanya, orang tua sederhana yang tinggal sendirian tanpa ditemani siapapun, di Blok H. Pria yang memutuskan untuk tidak menikah ini, termasuk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan.
“Saya terharu karena beliau datang membawa bantuannya berupa pakaian layak pakai dan uang tunai sejumlah Rp200 ribu untuk disumbangkan ke korban banjir di Lingkungan Agustinus. Bantuan berupa sejumlah uang dari beberapa warga kami kumpulkan untuk dibelikan beras dan dikemas dalam 26 paket sejumlah KK yang diinformasikan oleh Pak Anton,” tuturnya.
Hal yang sama pun dilakukan oleh seorang keluarga yang rumahnya kemasukan banjir hingga 40 cm di Blok H. Keluarga Alexander Simbolon, ketika mendengar ceritera tentang kondisi banjir di lingkungan tetangga itu, ia langsung tergerak. Hanya beberapa jam sebelum jadwal penyerahan bantuan kepada warga yang tertimpa banjir, ia turut memberikan sejumlah bantuan sembako yang dijemput sendiri oleh Anton Tri Haryadi.
Tidak hanya dari Alfonsus, bantuan juga diberikan langsung kepada pengurus Lingkungan Agustinus oleh umat dari lingkungan yang lain seperti Mikael, Maria dan Albertus.
Perlu Ada Posko Tanggap Darurat di Gereja
Jumat, 10 Januari 2020 di rumah kediaman Bapak Pasaribu di bilangan Kampung Sawah, dilakukan penyerahan bantuan oleh Kalingk Agustinus beserta beberapa pengurus yang hadir. Ternyata, jumlah bantuan yang dikumpulkan melampaui ekspektasi ketika kegiatan ini direncanakan. Pun, semua yang diberikan ternyata benar-benar dibutuhkan oleh warga itu.
Sebagaimana dituturkan Anton Tri kepada media ini, “Bu Pasaribu dan warga yang menerima bantuan itu mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak-ibu di wilayah II atas bantuan yang diberikan. Kami memang membutuhkan bantuan ini setelah banjir,” ungkapnya.
Para korban pun menumpahkan berbagai kisah duka yang mereka alami pada hari-hari dimana air mulai tergenang, hingga air surut namun kondisi rumah mereka belum sepenuhnya normal. Tidak hanya kehilangan harta benda, mereka tidak dapat melakukan apa-apa bahkan untuk memasak pun sulit karena semuanya terendam. Belum lagi, hujan terus turun sehingga kekhawatiran akan datang lagi banjirpun terus menghantui.
Itu pula yang membuat salah seorang warga menitipkan pesan melalui Anton Tri untuk dapat disampaikan kepada para pengurus paroki. “Namanya Ibu Asli, dia mengucapkan terima kasih tetapi juga sambil berharap, kalau bisa saat kejadian banjir, dari gereja dapat memberikan bantuan berupa bahan makanan karena makanan sangat susah. Masukan saja buat gereja agar next time gereja dapat membuka posko banjir untuk dapat menyiapkan makanan, minuman dan baju bekas yang pantas. Karena saat banjir, makanan menjadi sangat sulit diperoleh, sakit pun mulai datang dan pakaian tidak ada yang bersih untuk dapat dipakai,” ungkapnya.
Belum berselang seminggu dari peluncuran Tahun Keadilan Sosial KAJ, 2020. Lingkungan Agustinus dan 4 lingkungan di sekitarnya telah melakukan kick off aksi nyata terhadap sesama warga yang tertimpa banjir. Sebuah aksi yang spontan namun menunjukkan bahwa ternyata, sesama warga pun dapat melakukan sesuatu yang berarti jika mereka saling bahu membahu, sementara para pengurus lingkungan pun saling berkomunikasi dengan baik dan kompak.
“Atas nama umat di Lingkungan Agustinus saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Iwan dari PSE yang cepat tanggap turun langsung ke lokasi untuk membantu korban banjir di lingkungan kami. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk umat dan pengurus lingkungan di wilayah 2, juga Bapak dan Ibu Simbolon yang telah menunjukkan solidaritas sosial dan kekompakkannya,” ungkap Anton Tri. (Penulis: Ferdinand Lamak/Foto: Dok. Lingk. Agustinus)