Pagi ini, pesan di grup whatshapp DP Pleno mulai ramai. Romo Alphonsus Setya Gunawan Pr atau sering disapa Romo Gunawan mengawali ucapan selamat ulang tahun Imamat kepada rekannya Romo Aloysius Susilo Wijoyo Pr kemudian diikuti ucapan dari umat-umat lainnya.
Ya, hari ini 24 tahun yang lalu tepatnya 15 Agustus 1996, Romo Aloysius Susilo Wijoyo Pr atau biasa disapa Romo Susilo ditahbiskan oleh Bapa Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja di Gereja St. Yohanes Penginjil Blok B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menjadi “gembala umat”.
Dalam keprihatinan karena pandemi Covid-19, Misa Syukur Imamat dilaksanakan secara sederhana di Gereja Santo Gabriel Pulogebang pada Sabtu pagi (15/8/2020) pukul 08.30. Misa secara konselebrasi oleh Romo Susilo Wijoyo Pr dan Romo Setya Gunawan Pr dihadiri oleh umat terbatas sekitar tigapuluhan umat.
Dalam homilinya, Romo Susilo merasa bersyukur atas ulang tahun imamatnya yang merupakan rahmat Tuhan yang diberikan kepadanya secara cuma-cuma maka akan diberikan juga dengan cuma-cuma kepada umat.
Romo Susilo menceritakan pengembalaannya sampai dengan saat ini (6 tempat) dari yang besar sampai yang kecil. Karya pertamanya ialah sebagai pastor rekan di Paroki Santo Yakobus Kelapa Gading pada tahun 1996-1998, dilanjutkan sebagai Pastor Universitas Atmajaya Jakarta pada tahun 1998-2001 dan Staf Seminari Tinggi KAJ Cempaka Putih pada tahun 2001-2005. Lalu, ia ditunjuk sebagai Pastor Kepala Paroki Kristus Raja Pejompongan, kemudian menggembalakan umat Paroki Santo Matias Rasul Kosambi Baru selama 9 tahun. Pada 1 Agustus 2017 sampai dengan sekarang, tugas pelayanan di Paroki Pulogebang Gereja Santo Gabriel bersama Romo Gunawan. “Menjadi Romo harus siap melaksanakan penggembalaan dimana saja walaupun sampai Papua,” candanya.
“Bertemu Romo Gun di Paroki Pulogebang seperti reunian, karena sudah saling kenal. Karena setelah saya ditahbiskan, saya langsung bertugas bersama Romo Gunawan di Paroki Santo Yakobus Kelapa Gading,” ungkapnya.
Saat pandemi ini, Romo Susilo mempunyai kebiasaan baru karena semua serba dibatasi. “Kegiatan baru yaitu jalan kaki bersama umat ataupun sendiri dan bisa mampir dan menyapa umat. Ini kegiatan yang menyenangkan,” ungkapnya.
“Imamat adalah anugerah yang harus disyukuri. terimakasih atas doa dan perhatiannya. Mari kita saling mendoakan, saling bekerjasama,” pesannya.
Setelah misa ada acara tumpengan sederhana di ruang matius GKP. Acara ini juga disiarkan live dengan aplikasi “Zoom” dan dihadiri keluarga terdekat Romo Susilo. Walaupun tidak bertemu seperti tahun-tahun sebelumnya, Romo Susilo merasa bersyukur masih bisa menyapa keluarga satu persatu walaupun lewat online. Komsos juga menayangkan video testimoni dari keluarga dan foto-foto Romo Susilo masa lalu. Romo Susilo yang lahir pada 11 Februari 1968 adalah anak ke 6 dari 7 bersaudara dari pasutri Blasius Supardi Kartiatmodjo dan Ibu Christina Siyam.
Dalam video, kakak kandung Romo Susilo FX Agung Prabowo menceritakan apa yang menjadi motivasi Romo Susilo ketika itu. Keluarganya selalu rutin mengajak untuk ke gereja, hingga pada suatu saat Romo Susilo tertarik apalagi setelah ada retret di civita semakin muncul niatnya. Setelah konsultasi dengan Romo Sanders MSF (alm) yang kemudian membantu Romo Susilo mendaftar di Seminari Mertoyudan. Pada tanggal 15 Agustus 1983 Romo Sulio diterima di Seminari Mertoyudan sebagai awal mekarnya panggilan.
Selamat Romo Joy! Tuhan memberkati
denykus