METLAND MENTENG – Melakukan perjalanan bersama-sama dalam suatu komunitas merupakan kegembiraan tersendiri terlebih lagi jika itu adalah sebuah perjalanan rohani untuk menguatkan iman masing-masing pribadi. Lingkungan Nathalia, adalah basis umat terkecil yang ada di Paroki Pulo Gebang sebagai bagian dari Wilayah XV. Pengurus lingkungan ini pun merencanakan kegiatan rohani dalam bentuk zarah dan rekreasi. Kegiatan yang bukan hanya untuk mengakrabkan umat satu sama lain, tetapi untuk meningkatkan iman anggota komunitas.

Pada mulanya, pengurus membuat rencana untuk melakuan ziarah ke daerah Jawa Tengah dengan mengunjungi  Gua Maria yang ada di sana. Namun, mengingat waktu yang singkat dan biaya yang dibutuhkan sangat besar, lokasi tujuan pun dipindahkan ke sekitar Jawa Barat, yaitu Kuningan dan Cirebon.

Setelah tujuan ziarek diputuskan, maka mulai disusunlah panitia agar kegiatan ini dapat terlaksana. Mulailah aktifitas kepanitiaan dijalankan dengan menghubungi transportasi yang dapat membawa peserta ke lokasi. Panitia hanya membatasi jumlah peserta, sekitar 30-35 peserta saja. Hal ini untuk memudahkan panitia berkoordinasi dan mendapatkan peserta yang berkeinginan ikut dalam kegiatan Ziarek ini. Dengan jumlah peserta yang terbatas ini, akomodasi pun direncanakan yang sesuai dengan kebutuhan peserta dan lokasi yang tidak terlalu jauh.

Hari yang ditetapkan pun tiba, jumlah peserta yang sudah mendaftarkan siap mengikuti kegiatan ziarek ini. Berangkat dari Bundaran Metland Menteng sebagai tempat kumpul yang sudah ditentukan, peserta mulai melakukan perjalanan dengan bus yang siap mengantar ke tempat tujuan pada tanggal 19 Mei 2019 untuk perjalanan selama 2 (dua) hari. Peserta sudah berkumpul sejak pukul 05.00 dan perjalanan pun dimulai sekitar pukul 05.30 dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Maurice.

Sambil Panitia memberikan konsumsi sebagai pengisi perut, para peserta menikmati perjalanan dengan mendengar musik yang diputar di dalam bus. Masih terasa kantuk dan lelah, para peserta ada yang melanjutkan istirahatnya dikursi bus. Namun, saat perjalanan sudah menempuh 2 jam perjalanan, panitia mengajak peserta untuk berdoa rosario bersama-sama. Ini dilakukan untuk memantapkan semangat dalam melakukan perjalanan ziarah.

Dengan kondisi perjalanan yang baik dan lancar, waktu tempuh yang diperkirakan oleh panitia dalam jadwal mengalami percepatan, sehingga tiba di lokasi tujuan lebih awal. Para peserta tiba di Hotel Horison Kuningan dan panitia membagikan kunci kamar berdasarkan pembagian yang sudah ditetapkan sebelumnya. Karena waktu tempuh yang lebih cepat, maka para peserta diberikan kesempatan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan untuk kegiatan lainnya.

Selesai peserta beristirahat, panitia mengajak peserta untuk menikmati makan siang yang sudah disediakan oleh pihak hotel sesuai dengan jadwal. Selanjutnya peserta bersiap-siap untuk acara berikutnya yaitu perjalanan ziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat Kuningan. Dengan jarak tempuh kira-kira 30 menit, bus mengantar peserta ke lokasi yang sudah ditentukan. Tiba di lokasi, para peserta sudah disambut oleh para penjaja lilin yang akan digunakan oleh peserta untuk berdoa.

Peserta dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok dan kelompok pertama mulai melakukan perjalanan ziarah dari perhentian pertama sampai perhentian terakhir dan berujung di Gua Maria. Begitu pula dengan kelompok kedua dengan jarak yang diatur terpisah antar perhentian dengan kelompok pertama. Perjalanan ziarah dimulai dari Taman Getsemani, peserta mulai dengan doa dari buku panduan Jalan Salib yang disediakan oleh panitia.

Dari lokasi Taman Getsemani, peserta melanjutkan perjalanan menuju perhentian pertama dari jalan salib yang merupakan kenangan dari perjalanan sengsara Yesus sampai wafat di kayu salib di Bukit Golgota. Sampai di perhentian pertama, peserta diberikan kesempatan menyalakan lilin untuk ujud masing-masing dan kemudian berdoa bersama mengikuti panduan jalan salib. Perjalanan dari setiap perhentian, peserta mendaraskan doa Salam Maria berulang-ulang sampai tiba di perhentian.

Dengan perjalanan yang mendaki, para peserta tetap semangat mendaraskan doa dan ujud masing-masing sampai pada perhentian terakhir dan tiba di gua Maria. Para peserta yang terdiri dari berbagai macam usia, mulai anak-anak, remaja sampai dewasa, secara kompak dan bersama-sama mengikuti ziarah dengan baik dan lancar.

Sampai di puncak yaitu gua Maria, para peserta diberikan kesempatan untuk berdoa pribadi masing-masing di hadapan gua Maria. Akan tetapi, berhubung romo yang akan memimpin Perayaan Ekaristi sudah siap di kapel, maka peserta mulai mengambil tempat di kapel untuk mengikuti misa.

Dalam pesan homilinya, romo mengatakan tentang kutipan dalam bacaan pertama bahwa para murid menerima kehadiran Roh Kudus. Mereka dijiwai oleh Roh Kudus sehingga bisa berbicara sedemikian rupa supaya setiap orang yang mendengarkan kata-kata mereka bisa mengerti meskipun mereka datang dari berbagai latar belakang bahasa. Romo mengajak merenungkan kisah ini yaitu pada saat atau sedang apa, para murid ini menerima kehadiran Roh Kudus?

Dalam permenungan ini, dengan mengacu kepada Kisah Para Rasul dibagian awal, dijelaskan bahwa para murid menerima kehadiran Roh Kudus bukan tiba-tiba, melainkan ada sebuah proses yang dijalani atau dilalui sampai akhirnya para murid memperoleh curahan Roh Kudus. Para murid sehati sejiwa berkumpul untuk berdoa dan memecahkan roti seperti yang pernah diajarkan oleh Yesus sendiri. Hal utama dari apa yang dilakukan oleh para murid adalah bahwa mereka khususnya dalam berdoa, selalu mengarahkan diri dan perhatian mereka kepada Yesus.

Dalam hal lain, romo mengatakan bahwa gerakan Roh Kudus hadir di berbagai aktifitas yang terjadi dalam keseharian hidup kita yang tidak seragam atau malah sesuai dengan konteks yang ada pada diri kita masing-masing. Yang utama adalah semakin kita menyiapkan atau membuka diri untuk menerima Roh Kudus, maka pernyataan kehadiran Roh Kudus itu akan semakin nyata di dalam kehidupan kita. Selesai homili, romo melanjutkan Misa dan para peserta ziarah mendapatkan santapan rohani dengan menyambut Tubuh Kristus juga berkat perutusan untuk meneruskan tugas dan tanggung jawab dalam hidup masing-masing.

Perjalanan ziarah dilanjutkan dan para peserta menuruni bukit gua Maria untuk kembali ke lokasi awal keberangkatan. Dalam perjalanan menuju lokasi bus, terdapat penjual yang menjajakan makanan dan benda-benda rohani seperti patung, rosario dan sebagainya. Disini para peserta ziarah beristirahat karena saat itu hari sedang kurang bersahabat. Hujan turun dengan deras dan ini membuat peserta menambah waktu istirahat dengan menikmati jajanan yang ada. Ketika hujan reda, perjalanan dilanjutkan untuk kembali ke hotel dan meneruskan makan malam sesuai jadwal yang sudah ditetapkan panitia serta telah disediakan oleh pihak hotel.

Acara selanjutnya sebelum istirahat malam, para peserta berkumpul di aula untuk mengikuti kegiatan permainan. Ada beberapa permainan kelompok yang sudah disiapkan oleh panitia dan dari permainan ini tentunya akan ada pemenang yang sudah disediakan hadiah untuk pemenang kesatu sampai ketiga dari masing-masing permainan. Kekompakan dan kerjasama dalam kelompok sangat diharapkan dan semakin menambah keseruan permainannya karena masing-masing kelompok berlomba untuk menjadi pemenang.

Selesai permainan, para peserta berkumpul kembali untuk doa malam. Sebelum doa, peserta diajak merefleksikan perjalanan dari pagi, siang hingga menjelang malam melalui meditasi singkat dan sederhana yang dipandu oleh seksi acara. Dengan diiringi musik instrumen, peserta mengikuti meditasi dengan tenang, menggali kembali peristiwa-peristiwa yang sudah dialami dan berusaha untuk menjauhkan hal-hal negatif dari dalam diri. Lalu, para peserta kembali ke kamar untuk beristirahat.

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, para peserta melakukan check-out dan meninggalkan hotel serta kota Kuningan untuk menuju ke kota Cirebon. Tujuan di kota Cirebon adalah Taman Doa yang lokasinya terletak di dalam gereja. Taman Doa ini berisi perhentian-perhentian jalan salib dan berakhir pada puncak salib Yesus. Karena sudah melakukan jalan salib, maka di lokasi ini tidak dilakukan jalan salib, melainkan peserta langsung menuju puncak salib dan berdoa masing-masing.

Selanjutnya, para peserta mengabadikan situasi dengan berfoto bersama di area salib ataupun di depan patung Santo Mikael. Perjalanan dilanjutkan untuk makan siang di restoran Mang Dul dengan makanan khas Cirebonnya, lalu dilanjutkan dengan rekreasi ke pusat belanja seperti Toko Shinta dan Batik Tresmi. Peserta membeli oleh-oleh khas Cirebon.

Menjelang sore hari, seluruh peserta akhirnya melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. Perjalanan Ziarah dan Rekreasi dengan seluruh acara dan kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu tempuh kembali ke lokasi awal pemberangkatan juga lebih cepat. Peserta tidak mengalami kemacetan dan perjalanan pulang berjalan baik dan lancar. Peserta mendapatkan sukacita dan damai melalui ziarek ini. Harapannya doa dan ujud yang disampaikan oleh masing-masing didengar dan dikabulkan melalui perantaraan Bunda Maria. Tuhan memberkati. (Penulis: @njozasm)